__
Al-Qur'an online   |   Ensiklopedia   |   Nabi & Rasul   |   Keimanan   |   Islam & Akhlak   |   Masyarakat   |   Syariat   |   Forum Diskusi
  » Silsilah (Garis Keturunan) 25 Nabi/Rasul
  » Ringkasan 25 Nabi/Rasul
  1. Nabi Adam as
  2. Nabi Idris as
  3. Nabi Nuh as
  4. Nabi Hud as
  5. Nabi Saleh as (Shalih, Shaleh, Sholeh)
  6. Nabi Ibrahim as
  7. Nabi Luth as
  8. Nabi Ismail as
  9. Nabi Ishak as (Ishaq)
10. Nabi Ya'qub as (Yaqub, Yakub)
11. Nabi Yusuf as
12. Nabi Syu'aib as (Syuaib)
13. Nabi Ayyub as (Ayub)
14. Nabi Dzulkifli as (Zulkifli)
15. Nabi Musa as
16. Nabi Harun as
17. Nabi Daud as (Dawud)
18. Nabi Sulaiman as (Sulaeman)
19. Nabi Ilyas as
20. Nabi Ilyasa' as
21. Nabi Yunus as (Zunnun)
22. Nabi Zakaria as (Zakariya)
23. Nabi Yahya as
24. Nabi Isa as
25. Nabi Muhammad saw
» Tuhan (Allah SWT)
» Keadilan & Kesejahteraan
» Al-Qur'an
» Nabi Muhammad saw
» Takdir
» Kematian
» Hari Akhirat

Di Bawah ini sedang diupdate
» Malaikat
» Kitab-kitab Allah
» Nabi dan Rasul
» Tauhid
» Asmaul Husna (Al-Asma Al-Husna)
» Agama Islam
» Akhlak
» Syukur
» Jihad
» Puasa
» Lailatul Qadar
» Halal Bihalal
» Masjid

Di Bawah ini sedang diupdate
» Sholat (Shalat)
» Zakat dan Shadaqah (Sedekah)
» Haji & Umrah
» Doa
» Zikir (Dzikir)
» Qiblat (Kiblat)
» Bersuci (Thaharah)
» Syahadat
» Amal
» Manusia
» Perempuan
» Masyarakat
» Musyawarah
» Kemiskinan
» Kesehatan
» Ukhuwah
» Kebangsaan
» Umat
» Waktu
» Ilmu dan Teknologi

Di Bawah ini sedang diupdate
» Laki-laki
» Keluarga
» Anak Yatim
» Pernikahan (Perkawinan)
» Makanan
» Pakaian
» Ekonomi
» Seni
» Politik

Di Bawah ini sedang diupdate
» Perceraian
» Warisan
» Wasiat
» Hibah
» Jual Beli
» Pinjaman
» Harta
» Pegadaian
» Perwakilan
» Menyusui
» Pertanian
» Persaksian
Home   ,   7.051 pengunjung online
Cari di Al-Quran mengenai :  
 
Pilih Bahasa :   ID   EN  
Indeks/Keyword Quran
▪ sembunyikan ▪ tampilkan

sembunyikan ▪ tampilkan
Tafsir & Sejarah Quran

Topik/Bab dlm Al-Quran
▪ sembunyikan ▪ tampilkan

Surah/Surat Al-Qur'an
▪ sembunyikan ▪ tampilkan
 Program S2 (Pascasarjana, Magister)
 Download Brosur
 Ilmu Bebas
 Lowongan Karir
 Kuliah Eksekutif
 Program Kuliah Reguler Siang
 Waktu Shalat
 Bermacam2 Perdebatan
 Latihan Soal Try Out
 Semua Iklan
 Al Quran Online
 Tips & Trik Psikotes
 Daftar Online
 Program Perkuliahan Bebas Biaya
 Kelas Shift
 Referensi Informatika
 Pengajuan Beasiswa
 Program Perkuliahan Online / Jarak Jauh di 168 PTS Terbaik
Arah Bermanfaat
silakan klik di bawah ini
Galeri foto seluruh kucing
Buku Pustaka Dunia

 
Bukti Kebenaran Al-Quran
Pemahaman dan Tafsir Al-Quran

Al-Quran mempunyai sekian banyak fungsi. Di antaranya adalah menjadi bukti kebenaran Nabi Muhammad saw. Bukti kebenaran tersebut dikemukakan dalam tantangan yang sifatnya bertahap. Pertama, menantang siapa pun yang meragukannya untuk menyusun semacam Al-Quran secara keseluruhan (baca QS 52:34). Kedua, menantang mereka untuk menyusun sepuluh surah semacam Al-Quran (baca QS 11:13). Seluruh Al-Quran berisikan 114 surah. Ketiga, menantang mereka untuk menyusun satu surah saja semacam Al-Quran (baca QS 10:38). Keempat, menantang mereka untuk menyusun sesuatu seperti atau lebih kurang sama dengan satu surah dari Al-Quran (baca QS 2:23).

Dalam hal ini, Al-Quran menegaskan: Katakanlah (hai Muhammad) sesungguhnya jika manusia dan jin berkumpul untuk membuat yang serupa Al-Quran ini, niscaya mereka tidak akan mampu membuat yang serupa dengannya, sekalipun sebagian mereka menjadi pembantu bagi sebagian yang lain. (QS 17 :88).

Seorang ahli berkomentar bahwa tantangan yang sedemikian lantang ini tidak dapat dikemukakan oleh seseorang kecuali jika ia memiliki satu dari dua sifat: gila atau sangat yakin. Muhammad saw. sangat yakin akan wahyu-wahyu Tuhan, karena "Wahyu adalah informasi yang diyakini dengan sebenarnya bersumber dari Tuhan."

Walaupun Al-Quran menjadi bukti kebenaran Nabi Muhammad, tapi fungsi utamanya adalah menjadi "petunjuk untuk seluruh umat manusia." Petunjuk yang dimaksud adalah petunjuk agama, atau yang biasa juga disebut sebagai syari'at. Syari'at, dari segi pengertian kebahasaan, berarti ' jalan menuju sumber air." Jasmani manusia, bahkan seluruh makhluk hidup, membutuhkan air, demi kelangsungan hidupnya. Ruhaninya pun membutuhkan "air kehidupan." Di sini, syari'at mengantarkan seseorang menuju air kehidupan itu.

Dalam syari'at ditemukan sekian banyak rambu-rambu jalan: ada yang berwarna merah, yang berarti larangan; ada pula yang berwarna kuning, yang memerlukan kehati-hatian; dan ada yang hijau warnanya, yang melambangkan kebolehan melanjutkan perjalanan. Ini semua, persis sama dengan lampu-lampu lalulintas. Lampu merah tidak memperlambat seseorang sampai ke tujuan. Bahkan ia merupakan salah satu faktor utama yang memelihara pejalan dari mara bahaya. Demikian juga halnya dengan "lampu-lampu merah" atau larangan-larangan agama.

Kita sangat membutuhkan peraturan-peraturan lalulintas demi memelihara keselamatan kita. Demikian juga dengan peraturan lalulintas menuju kehidupan yang lebih jauh, kehidupan sesudah mati. Di sini, siapakah yang seharusnya membuat peraturan-peraturan menuju perjalanan yang sangat jauh itu?

Manusia memiliki kelemahan-kelemahan. Antara lain, ia seringkali bersifat egoistis. Disamping itu, pengetahuannya sangat terbatas. Lantaran itu, jika ia yang diserahi menyusun peraturan lalulintas menuju kehidupan sesudah mati, maka diduga keras bahwa ia, di samping hanya akan menguntungkan dirinya sendiri, juga akan sangat terbatas bahkan keliru, karena ia tidak mengetahui apa yang akan terjadi setelah kematian.

Jika demikian, yang harus menyusunnya adalah "Sesuatu" yang tidak bersifat egoistis, yang tidak mempunyai sedikit kepentingan pun, sekaligus memiliki pengetahuan yang Mahaluas. "Sesuatu" itu adalah Tuhan Yang Mahaesa, dan peraturan yang dibuatnya itu dinamai "agama".

Sayang bahwa tidak semua manusia dapat berhubungan langsung secara jelas dengan Tuhan, guna memperoleh informasi-Nya. Karena itu, Tuhan memilih orang-orang tertentu, yang memiliki kesucian jiwa dan kecerdasan pikiran untuk menyampaikan informasi tersebut kepada mereka. Mereka yang terpilih itu dinamai Nabi atau Rasul.

Karena sifat egoistis manusia, maka ia tidak mempercayai informasi-informasi Tuhan yang disampaikan oleh para Nabi itu. Mereka bahkan tidak percaya bahwa manusia-manusia terpilih itu adalah Nabi-nabi yang mendapat tugas khusus dari Tuhan.

Untuk meyakinkan manusia, para Nabi atau Rasul diberi bukti-bukti yang pasti dan terjangkau. Bukti-bukti tersebut merupakan hal-hal tertentu yang tidak mungkin dapat mereka --sebagai manusia biasa (bukan pilihan Tuhan)-- lakukan. Bukti-bukti tersebut dalam bahasa agama dinamai "mukjizat".

Para Nabi atau Rasul terdahulu memiliki mukjizat-mukjizat yang bersifat temporal, lokal, dan material. Ini disebabkan karena misi mereka terbatas pada daerah tertentu dan waktu tertentu. Ini jelas berbeda dengan misi Nabi Muhammad saw. Beliau diutus untuk seluruh umat manusia, di mana dan kapan pun hingga akhir zaman.

Pengutusan ini juga memerlukan mukjizat. Dan karena sifat pengutusan itu, maka bukti kebenaran beliau juga tidak mungkin bersifat lokal, temporal, dan material. Bukti itu harus bersifat universal, kekal, dapat dipikirkan dan dibuktikan kebenarannya oleh akal manusia. Di sinilah terletak fungsi Al-Quran sebagai mukjizat.

Paling tidak ada tiga aspek dalam Al-Quran yang dapat menjadi bukti kebenaran Nabi Muhammad saw., sekaligus menjadi bukti bahwa seluruh informasi atau petunjuk yang disampaikannya adalah benar bersumber dari Allah SWT.

Ketiga aspek tersebut akan lebih meyakinkan lagi, bila diketahui bahwa Nabi Muhammad bukanlah seorang yang pandai membaca dan menulis. Ia juga tidak hidup dan bermukim di tengah-tengah masyarakat yang relatif telah mengenal peradaban, seperti Mesir, Persia atau Romawi. Beliau dibesarkan dan hidup di tengah-tengah kaum yang oleh beliau sendiri dilukiskan sebagai "Kami adalah masyarakat yang tidak pandai menulis dan berhitung." Inilah sebabnya, konon, sehingga angka yang tertinggi yang mereka ketahui adalah tujuh. Inilah latar belakang, mengapa mereka mengartikan "tujuh langit" sebagai "banyak langit." Al-Quran juga menyatakan bahwa seandainya Muhammad dapat membaca atau menulis pastilah akan ada yang meragukan kenabian beliau (baca QS 29:48).

Ketiga aspek yang dimaksud di atas adalah sebagai berikut. Pertama, aspek keindahan dan ketelitian redaksi-redaksinya. Tidak mudah untuk menguraikan hal ini, khususnya bagi kita yang tidak memahami dan memiliki "rasa bahasa" Arab --karena keindahan diperoleh melalui "perasaan", bukan melalui nalar. Namun demikian, ada satu atau dua hal menyangkut redaksi Al-Quran yang dapat membantu pemahaman aspek pertama ini.

Seperti diketahui, seringkali Al-Quran "turun" secara spontan, guna menjawab pertanyaan atau mengomentari peristiwa. Misalnya pertanyaan orang Yahudi tentang hakikat ruh. Pertanyaan ini dijawab secara langsung, dan tentunya spontanitas tersebut tidak memberi peluang untuk berpikir dan menyusun jawaban dengan redaksi yang indah apalagi teliti. Namun demikian, setelah Al-Quran rampung diturunkan dan kemudian dilakukan analisis serta perhitungan tentang redaksi-redaksinya, ditemukanlah hal-hal yang sangat menakjubkan. Ditemukan adanya keseimbangan yang sangat serasi antara kata-kata yang digunakannya, seperti keserasian jumlah dua kata yang bertolak belakang.

Abdurrazaq Nawfal, dalam Al-Ijaz Al-Adabiy li Al-Qur'an Al-Karim yang terdiri dari tiga jilid, mengemukakan sekian banyak contoh tentang keseimbangan tersebut, yang dapat kita simpulkan secara sangat singkat sebagai berikut.

A. Keseimbangan antara jumlah bilangan kata dengan antonimnya. Beberapa contoh, di antaranya:

  • Al-hayah (hidup) dan al-mawt (mati), masing-masing sebanyak 145 kali;
  • Al-naf' (manfaat) dan al-madharrah (mudarat), masing-masing sebanyak 50 kali;
  • Al-har (panas) dan al-bard (dingin), masing-masing 4 kali;
  • Al-shalihat (kebajikan) dan al-sayyi'at (keburukan), masing-masing 167 kali;
  • Al-Thumaninah (kelapangan/ketenangan) dan al-dhiq (kesempitan/kekesalan), masing-masing 13 kali;
  • Al-rahbah (cemas/takut) dan al-raghbah (harap/ingin), masing-masing 8 kali;
  • Al-kufr (kekufuran) dan al-iman (iman) dalam bentuk definite, masing-masing 17 kali;
  • Kufr (kekufuran) dan iman (iman) dalam bentuk indifinite, masing-masing 8 kali;
  • Al-shayf (musim panas) dan al-syita' (musim dingin), masing-masing 1 kali.

B. Keseimbangan jumlah bilangan kata dengan sinonimnya/makna yang dikandungnya.

  • Al-harts dan al-zira'ah (membajak/bertani), masing-masing 14 kali;
  • Al-'ushb dan al-dhurur (membanggakan diri/angkuh), masing-masing 27 kali;
  • Al-dhallun dan al-mawta (orang sesat/mati [jiwanya]), masing-masing 17 kali;
  • Al-Qur'an, al-wahyu dan Al-Islam (Al-Quran, wahyu dan Islam), masing-masing 70 kali;
  • Al-aql dan al-nur (akal dan cahaya), masing-masing 49 kali;
  • Al-jahr dan al-'alaniyah (nyata), masing-masing 16 kali.

C. Keseimbangan antara jumlah bilangan kata dengan jumlah kata yang menunjuk kepada akibatnya.

  • Al-infaq (infak) dengan al-ridha (kerelaan), masing-masing 73 kali;
  • Al-bukhl (kekikiran) dengan al-hasarah (penyesalan), masing-masing 12 kali;
  • Al-kafirun (orang-orang kafir) dengan al-nar/al-ahraq (neraka/ pembakaran), masing-masing 154 kali;
  • Al-zakah (zakat/penyucian) dengan al-barakat (kebajikan yang banyak), masing-masing 32 kali;
  • Al-fahisyah (kekejian) dengan al-ghadhb (murka), masing-masing 26 kali.

D. Keseimbangan antara jumlah bilangan kata dengan kata penyebabnya.

  • Al-israf (pemborosan) dengan al-sur'ah (ketergesa-gesaan), masing-masing 23 kali;
  • Al-maw'izhah (nasihat/petuah) dengan al-lisan (lidah), masing-masing 25 kali;
  • Al-asra (tawanan) dengan al-harb (perang), masing-masing 6 kali;
  • Al-salam (kedamaian) dengan al-thayyibat (kebajikan), masing-masing 60 kali.

E. Di samping keseimbangan-keseimbangan tersebut, ditemukan juga keseimbangan khusus.

  1. Kata yawm (hari) dalam bentuk tunggal sejumlah 365 kali, sebanyak hari-hari dalam setahun. Sedangkan kata hari yang menunjuk kepada bentuk plural (ayyam) atau dua (yawmayni), jumlah keseluruhannya hanya tiga puluh, sama dengan jumlah hari dalam sebulan. Disisi lain, kata yang berarti "bulan" (syahr) hanya terdapat dua belas kali, sama dengan jumlah bulan dalam setahun.
  2. Al-Quran menjelaskan bahwa langit ada "tujuh." Penjelasan ini diulanginya sebanyak tujuh kali pula, yakni dalam ayat-ayat Al-Baqarah 29, Al-Isra' 44, Al-Mu'minun 86, Fushshilat 12, Al-Thalaq 12, Al-Mulk 3, dan Nuh 15. Selain itu, penjelasannya tentang terciptanya langit dan bumi dalam enam hari dinyatakan pula dalam tujuh ayat.
  3. Kata-kata yang menunjuk kepada utusan Tuhan, baik rasul (rasul), atau nabiyy (nabi), atau basyir (pembawa berita gembira), atau nadzir (pemberi peringatan), keseluruhannya berjumlah 518 kali. Jumlah ini seimbang dengan jumlah penyebutan nama-nama nabi, rasul dan pembawa berita tersebut, yakni 518 kali.

Demikianlah sebagian dari hasil penelitian yang kita rangkum dan kelompokkan ke dalam bentuk seperti terlihat di atas.

Kedua adalah pemberitaan-pemberitaan gaibnya. Fir'aun, yang mengejar-ngejar Nabi Musa., diceritakan dalam surah Yunus. Pada ayat 92 surah itu, ditegaskan bahwa "Badan Fir'aun tersebut akan diselamatkan Tuhan untuk menjadi pelajaran generasi berikut." Tidak seorang pun mengetahui hal tersebut, karena hal itu telah terjadi sekitar 1200 tahun S.M. Nanti, pada awal abad ke-19, tepatnya pada tahun 1896, ahli purbakala Loret menemukan di Lembah Raja-raja Luxor Mesir, satu mumi, yang dari data-data sejarah terbukti bahwa ia adalah Fir'aun yang bernama Maniptah dan yang pernah mengejar Nabi Musa a.s. Selain itu, pada tanggal 8 Juli 1908, Elliot Smith mendapat izin dari pemerintah Mesir untuk membuka pembalut-pembalut Fir'aun tersebut. Apa yang ditemukannya adalah satu jasad utuh, seperti yang diberitakan oleh Al-Quran melalui Nabi yang ummiy (tak pandai membaca dan menulis itu). Mungkinkah ini?

Setiap orang yang pernah berkunjung ke Museum Kairo, akan dapat melihat Fir'aun tersebut. Terlalu banyak ragam serta peristiwa gaib yang telah diungkapkan Al-Quran dan yang tidak mungkin dikemukakan dalam kesempatan yang terbatas ini.

Ketiga, isyarat-isyarat ilmiahnya. Banyak sekah isyarat ilmiah yang ditemukan dalam Al-Quran. Misalnya diisyaratkannya bahwa "Cahaya matahari bersumber dari dirinya sendiri, sedang cahaya bulan adalah pantulan (dari cahaya matahari)" (perhatikan QS 10:5); atau bahwa jenis kelamin anak adalah hasil sperma pria, sedang wanita sekadar mengandung karena mereka hanya bagaikan "ladang" (QS 2:223); dan masih banyak lagi lainnya yang kesemuanya belum diketahui manusia kecuali pada abad-abad bahkan tahun-tahun terakhir ini. Dari manakah Muhammad mengetahuinya kalau bukan dari Dia, Allah Yang Maha Mengetahui!

Kesemua aspek tersebut tidak dimaksudkan kecuali menjadi bukti bahwa petunjuk-petunjuk yang disampaikan oleh Al-Quran adalah benar, sehingga dengan demikian manusia yakin serta secara tulus mengamalkan petunjuk-petunjuknya.

Referensi

  • Prof. Dr. M. Quraish Shihab, MA., Membumikan Al-Quran, Fungsi dan Peran Wahyu dalam Kehidupan Masyarakat, Penerbit Mizan, Bandung, 1992.
  • Tim DISBINTALAD (Drs. A. Nazri Adlany, Drs. Hanafi Tamam, Drs. A. Faruq Nasution), Al-Quran Terjemah Indonesia, Penerbit PT. Sari Agung, Jakarta, 2004
  • Dr. Syauqi Abu Khalil, Atlas Al-Quran, Membuktikan Kebenaran Fakta Sejarah yang Disampaikan Al-Qur'an secara Akurat disertai Peta dan Foto, Dar al-Fikr Damaskus, Almahira Jakarta, 2008.
  • Prof. Dr. Azyumardi Azra, MA, Dr. Ahmad Qodri Abdillah Azizy, MA, Dr. A. Chaeruddin, SH., etc. Ensiklopedi Tematis Dunia Islam, Penerbit PT. Ichtiar Baru Van Hoeve, Jakarta, 2008, Editor : Prof. Dr. Taufik Abdullah, Prof. Dr. M. Quraish Shihab, Prof. Dr. H. Ahmad Sukardja, MA.
  • Sami bin Abdullah bin Ahmad al-Maghluts, Atlas Sejarah Para Nabi dan Rasul, Mendalami Nilai-nilai Kehidupan yang Dijalani Para Utusan Allah, Obeikan Riyadh, Almahira Jakarta, 2008.
  • Prof. Dr. M. Quraish Shihab, MA., Wawasan Al-Quran, Tafsir Maudhu'i atas Pelbagai Persoalan Umat, Penerbit Mizan, Bandung, 1997.
  • Departemen Agama RI, Yayasan Penyelenggara Penerjemah/Penafsir Al-Quran, Syaamil Al-Quran Terjemah Per-Kata, Syaamil International, 2007.
  • alquran.bahagia.us, al-quran.bahagia.us, dunia-islam.com, Al-Quran web, PT. Gilland Ganesha, 2008.
  • Muhammad Fu'ad Abdul Baqi, Mutiara Hadist Shahih Bukhari Muslim, PT. Bina Ilmu, 1979.
  • Al-Hafizh Zaki Al-Din 'Abd Al-'Azhum Al Mundziri, Ringkasan Shahih Muslim, Al-Maktab Al-Islami, Beirut, dan PT. Mizan Pustaka, Bandung, 2008.
  • M. Nashiruddin Al-Albani, Ringkasan Shahih Bukhari, Maktabah al-Ma'arif, Riyadh, dan Gema Insani, Jakarta, 2008.
  • Al-Bayan, Shahih Bukhari Muslim, Jabal, Bandung, 2008.
  • Muhammad Nasib Ar-Rifa'i, Kemudahan dari Allah, Ringkasan Tafsir Ibnu Katsir, Maktabah al-Ma'arif, Riyadh, dan Gema Insani, Jakarta, 1999.



Tags: Bukti Kebenaran Al-Quran, Alqur, #039;an, Pts-ptn, ui hal tersebut karena hal itu telah terjadi sekitar 1200 tahun S.M, Nanti pada awal abad ke 19 tepatnya pada tahun 1896 ahli purbakala Loret menemukan, Lembah Raja raja Luxor Mesir satu mumi yang dari data data sejarah terbukti bahwa ia adalah Fir'aun yang bernama Maniptah dan yang pernah mengejar Nabi Musa a.s, Selain itu pada tanggal 8 Juli 1908 Elliot Smith mendapat izin dari pemerintah Mesi, Bukti Kebenaran Al-Quran Pts-ptn, sholat schedule imsakiyah in medan, pts-ptn.net
@ al-quran.pts-ptn.net
1. UWIKA Surabaya - Universitas Widya Kartika Surabaya - Kampus UWIKA : Jl. Sutorejo Prima Utara II No.1, Kalisari, Kec. Mulyorejo, Kota Surabaya, Jawa Timur 60112
2. Universitas Saintek Muhammadiyah - Universitas Saintek Muhammadiyah - Kampus : Jl. KH. A. Dahlan No 20, Matraman - Jakarta Timur 13130
3. USM Indonesia Medan - Universitas Sari Mutiara Indonesia Medan - Kampus USM INDONESIA : Jalan Kapten Muslim No. 79, Medan
4. UNUSIDA - Universitas Nahdlatul Ulama Sidoarjo - Kampus UNUSIDA :Jl. Monginsidi No.A23, Sidoklumpuk, Sidokumpul, Kec. Sidoarjo, Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur 61218
5. UNUSA Surabaya - Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya - KampusUNUSA : Jl. Jemur Sari No. 57, Jemur Wonosari, Wonocolo, Surabaya, Jawa Timur
6. UNUGHA Cilacap - Universitas Nahdlatul Ulama Al Ghazali Cilacap - Kampus UNUGHA : Jl. Kemerdekaan Barat No 17 Kesugihan Kidul Cilacap Jawa Tengah
runata.web.id  |  stiedharmanasional.web.id  |  p2k.ibisa.ac.id  |  s2-umsurabaya.web.id  |  p2k.istn.ac.id  |  buddhidharma.web.id  |  stmikjakarta.web.id  |  s2-stmikjakarta.web.id  |  p2k.stikma.ac.id  |  p2k.itsb.ac.id
__